Assalammualaikum Wr. Wb.
Saya membuat blog ini untuk
menjalankan tugas dari dosen saya yang bernama Dr. Amril Muhammad, S.E, M,pd
dalam mata kuliah Manajemen Pemasaran Jasa Pendidikan. Blog ini akan berisikan
alasan mengapa kami mengikuti mata kuliah Manajemen Pemasaran Jasa Pendidikan
di semester ini.
Jadi mata kuliah Manajemen
Pemasaran Pendidikan ini sangat penting untuk di pelajari dikarenakan di
dalamnya banyak membahas tentang melakukan menganalisis dan penelitian, promosi
jasa, pengembangan produk, perilaku pelanggan, kepuasan pelanggan dan etika
social dalam pemasaran. Maka mahasiswa akan dapat mengetahui beberapa konsep
pemasaran jasa yang akan dipelajarinya nanti untuk di bidang pendidikan. Dan
mahasiswa nantinya akan menjadi seorang pengelolaan pendidikan yang baik, agar
pertumbuhan dan perkembangan lembaga tersebut berjalan dengan baik. Makanya mahasiswa
harus bisa memasarkan atau mempromosikan jasanya kemasyarakat agar masyarakat
akan mengetahui bahwa sekolah itu penting buat masa depan anaknya nanti.
Makanya mahasiswa harus bisa menghadapi
masalah yang menyangkut dalam pemasaran jasa pendidikan nantinya. Maka
mahasiswa akan mempelajari bagimana caranya untuk menyikapi, mengambil
keputusan yang tepat dan memeberikan suatu saran atau solusi.
Makanya di mata kuliah manajemen
pemasaran ini mahasiswa akan diajarakan mengenai bagaimana caranya agar bisa
mengetahui perilaku dan kepuasan pelanggan nantinya di jasa pendidikan. Jadi mahasiswa
diberikan mata kuliah ini agar kedepannya bisa menjadi pengelolan pendidikan
yang baik.
Terima kasih J
Relationship Marketing
BalasHapusRelationship Marketing (Pemasaran Relasional) sangat relevan untuk dibahas dalam pemasaran jasa, mengingat keterlibatan dan interaksi antara pelanggan dan pemberi jasa begitu tinggi pada sebagian besar bisnis jasa. Menurut Lupiyoadi (2006: 72),
“Pendekatan transactional marketing (pemasaran yang hanya berorientasi pada transaksi) dengan sasaran penjualan yang tinggi dalam jangka pendek menjadi kurang mendukung pada praktik bisnis jasa, pendekatan yang lebih tepat digunakan adalah pendekatan relationship marketing.
Relationship marketing merupakan suatu pendekatan yang menekankan pada usaha menarik dan mempertahankan pelanggan melalui peningkatan hubungan perusahaan dengan pelanggannya”.
Relationship marketing adalah cara usaha pemasaran pada pelanggan yang meningkatkan pertumbuhan jangka panjang perusahaan dan kepuasan maksimum pelanggan. Pelanggan yang baik merupakan suatu asset di mana bila ditangani dan dilayani dengan baik akan memberikan pendapatan dan pertumbuhan jangka panjang bagi suatu perusahaan.
Tandjung (2004: 89) menyatakan bahwa, “Relationship marketing adalah pertumbuhan, pengembangan, dan pemeliharaan dalam jangka panjang yang menimbulkan hubungan biaya efektif dengan pelanggan, pemasok, karyawan, dan partner-partner lain yang saling menguntungkan”. Relationship marketing merupakan suatu praktik membangun hubungan jangka panjang yang memuaskan dengan pihak-pihak kunci meliputi pelanggan, pemasok, dan penyalur guna mempertahankan preferensi bisnis dalam jangka panjang.
Menurut Chan (2003: 87), “Relationship marketing ditujukan untuk menciptakan pengenalan bagi setiap pelanggan secara lebih dekat melalui komunikasi dua arah dengan mengelola suatu hubungan yang saling menguntungkan antara pelanggan dan perusahaan”.
Relationship marketing merupakan upaya pengenalan kepada setiap pelanggan secara lebih dekat, menciptakan komunikasi dua arah dengan konsumen, dan mengelola hubungan yang saling antara pelanggan dan konsumen.
Relationship marketing merupakan konsep yang dinamis, perilaku pelanggan yang merupakan komponen utama untuk menentukan arah kebijakan relationship marketingdari waktu ke waktu selalu berubah.
Relationship marketing merupakan interaksi yang penting dalam menjalankan sebuah bisnis. Sebagaimana yang diungkapkan Ford (2003: 38), “Relationship as the pattern of interactions and the mutual conditioning of behaviors over time, between company and a customer, a supplier or another organization”. Maksudnya, pola interaksi dan kondisi yang menguntungkan antara perusahaan dan konsumen, pemasok, atau organisasi lainnya.
minggu lalu pada tanggal 17 Februari 2015 lalu saya mengikuti mata kuliah “manajemen Pemasaran Jasa” dengan dosen Bapak Amril Muhammad,S.E.,M.Pd, dan membahas tentang pemasaran atau marketing juga produk.
BalasHapusWhy Marketing Study ?’
Mengapa Belajar Pemasaran? Salah satu yang menjadi alasan megapa kita harus belajar tentang pemasaran adalah karena pemasaran mempunyai peran yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi. Dimana para pemasar dapat memberikan banyak pilihan kepada para pelanggan agar para pelanggan tersebut dapat memenuhi kebutuhannya.
Ada banyak faktor yang berkontribusi untuk membuat sebuah bisnis agar menjadi sukses, yaitu diantaranya :
Dengan mengetahui apa yang diinginkan oleh pelanggan, dan yang dibutuhkan oleh pelanggan. Dalam menjalankan sebuah bisnis, para pemasar haruslah mengetaui kebutuhan para pelanggan dan apa yang diinginkan oleh pelanggan. Seorang pemasar juga dalam menjalankan bisnisnya haruslah fokus. Fokus dalam hal ini maksudnyaadalah pemasar dalam menjual sebuah produk jaaganlah menjual produk yang semua barangnya ada.
Pemasar dapat memberikan banyak pilihan kepada para pelanggan dalam memenuhi kebutuhan mereka. Yang semata-mata adalah untuk memnuhi dan memuaskan pelangan.
Lalu, pemasar juga harus dapat memotivasi seorang pelanggan dalam menemukan nilai-nilai lebih dalam usaha.
Mengapa kita perlu belajar marketing/pemasaran ?
1. untuk menjual barang dagangan kita ke konsumen (maka kita harus fokus kepada konsumen itu tersebut)
2. konsisten denfgan produk yang ditawarkan dengan kebutuhan konsumen
jadi klo dibidang jasa itu lumayan susah, karena hasil atau kualitas produk itu baru bisa dirasakan di akhir ketika lulus.
3. memahami konsumen sehingga bisa memeuaskan
jadi pel;uang itu selalu ada kuncinya, yaitu kemauan kita sendiri bagaimana.
Konsep produksi : asumsinya konsumen hanya akan membeli produk yang murah dan gampang diperoleh. contoh nya adalah produk-produk yang diproduksi secara masal.
Konsep Produk : asumsinya konsumen lebih menghendaki kualitas. contoh nya adalah perusahaan mobil ferari yang menciptakan produk berkualitas, dan produk tersebut tidak di ciptakan secara masal melainkan setiap konsumen yang membeli ferari tidak akan sama dengan ferari yang lain (customization).
Konsep Penjualan : asumsinya konsumen harus dipengaruhi agar penjualan meningkat. Konsumen harus dipengaruhi agar mau membeli produk yang diproduksi.
Konsep Pemasaran : berorientasi kepada pelanggan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan serta kepuasan konsumen. Pada konsep ini perusahaan berorientasi kepada konsumen, dari awal produk tersebut akan diluncurkan atau sebelum, sedang hingga setelah digunakan, berhubungan dengan service. Kepuasan pelanggan adalah hal utama dalam konsep pemasaran beserta inovasi-inovasi produk dan layanan yang diberikan perusahaan yang tujuan akhir nya adalah dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan dari konsumen.
Konsep Pemasaran Sosial : Berorientasi kepada pelanggan dan kesejahteraan lingkungan.
Service Profit Chain
BalasHapusJames Hesket dan koleganya (1994:164-174) memberikan kontribusi yang penting pada diskusi tentang efek dari pelayanan yang baik pada pelanggan, dalam karya mereka tentang rantai keuntungan pelayanan. Dalam karya mereka, kepuasan pelanggan dipandang sebagai fungsi dari nilai yang diciptakan pelanggan melalui kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan dan karyawan-karyawannya. Kepuasan tersebut dipandang memberikan kontribusi besar bagi bertahannya pelanggan dan selanjutnya, kemampuan menghasilkan keuntungan. Model Hesket tentang rantai keuntungan pelayanan, terutama penting karena model tersebut mengakui bahwa kualitas pelayanan yang diberikan kepada pelanggan adalah sebuah fungsi dari tingkat kepuasan karyawan yang bertanggung jawab untuk menyediakan pelayanan.
Rantai jasa laba ( service/profit chain) merupakan rantai yang menghubungkan laba perusahaan jasa dengan kepuasan karyawan dan pelanggan. Rantai ini terdiri dari lima mata rantai:
1. Kualitas jasa internal
2. Karyawan jasa ynag ouas dan produktif
3. Nilai jasa yang lebih besar
4. Pelanggan yang puas dan setia
5. Laba serta pertumbuhan jasa yang sehat
minggu lalu pada tanggal 3 maret 2015 lalu saya mengikuti mata kuliah “manajemen Pemasaran Jasa” dengan dosen Bapak Amril Muhammad,S.E.,M.Pd, dan membahas tentang “konsep dasar jasa”.
BalasHapusJasa merupakan semua aktivitas ekonomi tidak berbentuk fisik tetapi secara umum dikonsumsi atau dinikmati dan menambahkan nilai tambah(kenyamanan., pusat hiburan/kesenangan)
Menurut kottler, jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang tidak berwujud dan tidak mengakibatkan pemilikan apapun, yang terkait dengan produk fisik (jasa, kottler 1996).
Ada 4 karakteristik jasa yaitu:
1. Intangibility
- Tidak dapat dirasa, diraba, dicium, didengar sebelum jasa itu dibeli.
- Pelanggan isa membeli jasa, bisa dikonsumsi tapi tidak bisa dimiliki.
- Kualitas jasa tampak pada tempatlokasi, orang, bahan-bahan, harga dan simbol/logo.
2. Inseparability
- Jasa dijual dahulu, diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan.
- Interaksi penyedia dan pelanggan mempengaruhi hasil jasa.
- Kunci sukses pada kualitas penyedia dan keterlibatan pelanggan.
- Fasilitas pendukung dan pemilihan lokasi penyedia jasa menjadi pertimbangan utama pelanggan.
3. Variability (tidak berstandar)
- Nonstandardized output = bervariasi bentuk, kualitas jenis.
- Penyebabnya yaitu kerja sama pelanggan, motivasi penyedia layanan, beban kerja perusahaan (Boove Houston dan Till, 1995).
- Upaya untuk menjaga kualitas jasa yaitu investasi personil, standarisasi proses, memantau kepuasan pelanggan.
- Costumization = desain kebutuhan pelanggan
4. Perishability
- Komoditas jasa tidak tahan lama , tidak dapat disimpan.
- Bisa disimpan dalam bentu reservasi.
- Permintaan pelanggan bervariasi dipengaruhi musim.
kunci sukses jasa
1. memperbaruan layanan jasa
2. melokalisisr titik sistem pelayanan
3. memanfaatkan layanan kontrak
4. menggunakan informasi yang kekuasaan strategis
5. menentukan nilai-nilai strategi dan jasa